Kutipan Puisi
Seperti Bunga Luffa acutangula
Karya
surahmanarip
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Baiknya kau menjadi sosok yang penting
tapi kau masih saja menunggu senja untuk kau bisa jatuh hati
juga menunggu hujan untuk kau bisa mengenang harapan yang sudah hilang.
Kau waktu itu sama seperti bunga Luffa acutangula:
saat senja menjelang, tangkainya tinggi menjulang, dan bunga bermekaran
tapi malam hari jatuh berguguran.
Sore kemarin kau masih saja duduk di kursi dekat pohon kemuning
kau masih resah juga, kelihatanya begitu
Bukan karena kau lelah
kau masih saja menunggu mata yang ingin kau pandang lebih lama dari biasanya
juga menunggu waktu bercengkrama di bawah langit-langit ruangan yang sama.
Ini aku, ada dihadapanmu, juga segelas kopi hitam milikku.
menunggu sampai gelas kopi ke-dua ini menyisakan ampas hitam didasarnya
tapi kau belum juga mau menyampaikan
beberapa pertanyaan yang berjumlah ganjil itu
malah kau tambah satu pertanyaan lagi
agar menjadi genap.
Aku melihat susunan kalimat pertanyaanmu
yang menggenapkan itu
melihatnya dari ke-dua matamu.
(Malam datang, bunga layu, kumbang menghilang)
Unduh teks untuk IG story