Kutipan Puisi
Awewe Dulang Tinande (Langit Senja Jatigede)
Karya
surahmanarip
Baca selengkapnya di
Penakota.id
"Aya indung, aya bapa, indung nu ngandung bapa nu ngayuga."
Janin-janin Puntius binotatus tidak akan lagi kau temui di bibir arus dekat tanah ibu. Mungkin kita akan menangkapnya sewaktu-waktu di dasar genangan itu, atau di pasar yang bau, juga jemari keriput yang membawanya ke dapur. Kita masih bernafas dengan menghirup aroma rencana yang sama, yang lagi-lagi selalu di tunda.
Menggenggam jearimu dalam rinai yang hapir beku, dan akar yang basah di peghuja ke dua, musim yang merana. Jari-jari anak kita tidak lagi memilih beberapa ruas bambu yang saban hari mereka patahkan dengan lengan yang hampir memar. Di beberapa malam yang dingin mereka tidak tidur dimatamu, mereka tertidur di genangan air itu, melewati shubuh.
"Aku akan mendampingimu." katamu.
Perihal tanah ini Nyai, kita telah dikhianati waktu. Ikutlah denganku, bambu milik kita sudah bersusun di halaman rendah sebelah utara, dekat tambak-tambak ikan, juga air asin yang dibiarkan mengering. Sebab dimatamu yang hening, jasadku akan tenang berbaring.
Unduh teks untuk IG story