Kutipan Puisi
Sindur
Karya
surahmanarip
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Barangkali sudah waktunya menidurkan kekanak
yang meminta dihidangkan saban hari
kemudian membangunkannya sewaktu-waktu
“Langkah ini sudah gemetar.” Katamu.
Lambung menjadi lautan kuning, menjalar di kening
Pakaian pada kursi menyembunyikan do'a restu yang menunggu
melati bersusun di kamar bersiap tanggal di dadamu
sedikit menenangkan gemuruh
sanggul menggulung rindumu yang tak terbendung
dibalik jendela kamar ketika menjelang shubuh
Dini hari Sindur memeluk kembar mayang di sudut ruang tunggu
rona merah pengikat sukma
karsa yang tak nampak di awal waktu
kita sepakat mengunjungi pembaringan yang menggetarkan syahadat Nabi
Dahaga di penghujung kalimat yang bergetar di keramaian
pengikat di eratkan, batasan-batasan dibukakan
dan kita menelapakan tajuk-tajuk di halaman
yang basah menunggu semalaman
La, barangkali rindu adalah dua pasang alas kaki
yang basah menunggu di depan pintu
di atas lantai tanah milik ibu
Sedang di bawah bunga-bunga pagar yang kau susun,
Aku gemetar menjadi-jadi..
Unduh teks untuk IG story