Suara gesekan pedang terdengar jelas dari halaman istana. Kalau kalian berfikir suara pedang itu berasal dari para prajurit atau para pangeran yang sedang berlatih, kalian salah besar. Suara decitan pedang itu berasal dari seorang putri Kerajaan Alcazar yang dengan penuh semangat mengayunkan pedangnya.
Keringat bercucuran memenuhi wajah Sang Putri. Waktunya berlatih sudah selesai dan pastinya kemampuan berpedang Sang Putri tidak boleh diremehkan. Mungkin Para Putri dari kerajaan lain memiliki hobi serupa; menjahit, melukis dan memasak. Mungkin itu yang mereka suka, tapi tidak dengan Putri bernama Syera Nattasha Alcaneezha. Syera lebih memilih untuk berlatih memanah dan berpedang, serta mempelajari politik juga strategi perang. Menurutnya itu lebih menarik daripada hanya diam diistana menjalankan aktivitas yang membosankan. Menurutnya.
Syera adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Entah, mungkin karena tadinya ia hanya anak satu-satunya pikiran untuk menggantikan posisi ayahnya pun terbesit, sehingga membuat dirinya mempelajari segala ilmu beladiri dan tatanan kerajaan. Tapi, waktu berlalu dan lahirlah dua adik lelaki kembarnya, Altara Bima Alcarezha dan Altair Brama Alcarezha yang terpaut usia cukup jauh dengannya, yaitu 10 tahun.
Karena sudah ada kedua adik lelakinya yang akan mewarisi takhta, ia pun sedikit bernapas lega karena setidaknya ia membatalkan inisiasinya untuk menggantikan ayahnya yang setelah bertahun-tahun ia pikirkan, akan terasa sulit menduduki takhta dan mengandalikan segalanya. Tapi, ia belum cukup tenang untung hanya duduk cantik sambil minum teh diteras kamar, pikirannya masih berputar memikirkan kendali kerajaan karena kedua adiknya masih terlalu belia untuk mengerti akan hal ini. Ah, rasanya kepalanya akan pecah memikirkan hal ini.
Akhir pekan sudah tiba, kegiatan paling Syera tunggu sudah didepan mata. Ia berkaca melihat penampilannya yang hanya mengenakan gaun sederhana dan rambutnya yang dikepang membuat dirinya sama sekali tak terlihat seperti seorang anak bangsawan, tapi tetap cantik dan menawan.
Syera tak pernah mau pergi menyusuri desa para rakyat tinggal dengan para pengawal disampingnya, akan terasa risih sekali rasanya, ia tidak bisa leluasa berinteraksi dengan mereka, karena para pengawal istana selalu saja membatasi pergerakan Syera dalam berinteraksi. Tapi, namanya juga seorang ayah pasti akan khawatir jika membiarkan putri satu-satunya berkeliaran diluar istana sendirian, maka dari itu Sang Raja tetap mengirim pengawal untuk mengawasinya dari jauh dan Syera tahu akan hal itu dan membuat dirinya memutar mata malas.
Syera menyusuri pasar dengan gembira, menyapa para pedagang yang ia kenal dan membeli dagangannya. Rasanya senang sekali bisa membantu perekonomian para rakyat walau tak seberapa dan kegiatannya ini membuat ia merasakan bagaimana menjadi seorang gadis desa biasa. Kegiatannya diluar istana tak lama, hanya beberapa jam dan ia harus kembali ke istana karena ayahnya bilang mereka akan ada pertemuan dengan Kerajaan tetangga dan Syera harus menuruti apa kata ayahnya, karena ucapan raja itu perintah.
Syera sudah sampai di istana, sudah berbenah diri dan berdandan sedemikian rupa karna kata ibunya ia harus terlihat sangat cantik hari ini, tapi mengapa? Tanyanya dalam hati. Meja makan di istana sudah penuh dengan berbagai hidangan. Senyum lebar Sang Raja belum pudar dari wajahnya sejak awal kedatangan Raja Ardolph dan keluarganya di istana mereka. Syera hanya menatap ayahnya dan anggota keluarganya yang lain dengan tatapan aneh, kenapa semua orang terlihat bahagia hari ini? Tanyanya dalam hati.
Setelah selesai makan malam, mereka semua berbincang. Membicarakan topik yang sama sekali tidak menarik perhatian Syera, sampai suara ayahnya menginterupsi kegiatan melamunnya.
“oh ya Syera, ini Pangeran Gavin anak sulung dari Raja Ardolph” ujar sang ayah sembari memperkenalkan Sang Pangeran kepada Syera dan ia hanya membalas dengan senyum.
”baiklah, Ayah akan berterus terang saja. Sebenarnya kedatangan Raja Ardolph dan keluarganya adalah, kami ingin kamu dan Pangeran Gavin terikat dalam suatu ikatan yang serius” ujar Sang Raja.
Syera kaget, pikirannya sudah pergi ke antah berantah dan berfikir yang tidak seharusnya ia pikirkan. Apa yang dimaksud dengan ‘terikat dalam suatu ikatan yang serius’? kalau yang dimaksud ayahnya adalah perjodohan, ia tak segan jika harus berperang dengan ayahnya sendiri.
“sebentar, hubungan serius yang ayah maksud itu apa ya?” Tanya Syera bingung kepada ayahnya.
“hahahaha, ayah yakin kamu pasti berfikir bahwa ayah akan menjodohkanmu dengan Pangeran Gavin,” ujar Sang Raja dengan selingan tawanya.
“tidak, kami tidak berniat menjodohkanmu dengan Pangeran Gavin, kami hanya ingin kamu bekerjasama dengan Pangeran Gavin dalam mengurus kerjasama kedua kerajaan kita” ucap sang ayah menjelaskan.
Syera menghelas napas lega, ia kira ia akan dinikahkan dengan lelaki yang bahkan tak ia kenal sebelumnya. Senyumnya terpancar, bukan karena ia senang karena akan bekerja bersama dengan Pangeran Gavin, tapi menertawakan dirinya yang tidak berfikir panjang dalam situasi ini.