Kutipan Puisi
Kontradiksi
Karya
thalitavaniak
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Asmara diiringi denting waktu yang hampir menua,~
Bersama semesta yang seakan ikut tertawa melihat kisah-kasih kita berdua,~
Antara aku,~
Insan yang buta akan eksakta,~
Dan kamu,~
Prajurit rindu yang mencintai tiap angka,~
Dunia seakan memandang kita sebelah mata,~
Memandang aku, tak pantas memiliki hati dan cinta yang sempurna,~
Memandang kamu, terlalu sempurna untuk wanita biasa saja.~
~
Kontradiksi ini seperti aturan para raja,~
Menempatkan aku sebagai rakyat jelata,~
Sedang kamu adalah keturunan bangsawan kaya raya,~
Lalu kita, terhalang kilometer kasta, ~
Namun tetap memandang langit yang sama.~
Dimanakah sebenarnya letak kontradiksi yang nyata?~
Bukankah hati ini tercipta untuk siapa saja?~
Bahkan untuk para semut yang berbaris di deretan gula,~
Dan bahkan, untuk para lebah yang menyengatkan dirinya pada bunga,~
Bukankah kontradiksi ini sebatas fatamorgana?~
~
Mengerikan,~
Cinta selalu dikaitkan dengan kasta,~
Lalu bersambung sampai derajat keluarga,~
Dan berakhir sirna seiring datangnya pertikaian antar raga.~
Jangan jadikan cinta sebagai kontradiksi yang nyata,~
Yang akhirnya sama dengan romeo juliet lalu mati bersama,~
Jadikan cinta adalah dongeng cinderella,~
Kokoh berdiri diatas cinta,~
Walau semesta tak menempatkan restunya pada mereka,~
Pada hakekatnya,~
Tuhan tak akan menciptakan cinta,~
Tanpa benci dan kontradiksi di dalamnya.~
~
2018, Insan Buta Eksakta.
#MengarsirKisahKasih
Unduh teks untuk IG story