Kutipan Puisi
Bahasa Luka
Karya
thalitavaniak
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Alangkah nelangsa,~
Luka yang dibiarkan menguap,~
Berisi isyarat akan pulang,~
Yang mengamuk sesaat cinta datang,~
Begitu rumit,~
Riuh sautan suara hati,~
Yang berteriak ingin diikuti,~
Bersama nelangsa luka ini.
~
Tak ada kain kasa,~
Atau bahkan potongan kain perca,~
Sungguh dibiarkan terbuka,~
Oh malangnya, luka.
~
Mengucur deras darah, bersama pilu dari masa lalu,~
Meneteskan tiap tangisan yang tak diantar pulang pada bahagia,~
Dengan keringat yang sengaja menetes bersama darah,~
Menyatu ibarat usaha dan hasil yang tak bersua.
~
Adakah yang bersedia menutup luka dengan jahitan kata-kata?~
Atau hanya dengan potongan kain perca?~
Tak apa,~
Sungguh luka hanya ingin dipandang ada,~
Bukan menjadi alasan untuk lupa.
Unduh teks untuk IG story