Kamu berjelaga dengan anggunnya
Meninggalkan pilu tiada akhir
Tanpa peduli akan akhirnya,
Aku bersumpah mengenangmu dalam desir
Selamanya, selamanya, selamanya
Pun jika ada waktu pilu 'tuk hilang
Saban hari kiranya aku kan terbahak
Sebab diri sungguh tau ia selamanya terkekang
dan tiada pernah kan beranjak
Tidak ada, tidak ada, tidak ada
Tidak ada senyum fajar ini
Tidak ada tawa petang nanti
Dan tidak akan pernah—
ada kamu, hingga nanti.