Kutipan Puisi
Tentang Kota yang Terendam Luapan Februari
Karya
triskaidekaman
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Februari,
bandang luap pagi-pagi
kiriman tak tunggu apa lagi
malamnya
mimpi kami rata dengan laut
~
Lima puluh mengumpat
kala roda empat semiliar kalah lawan perahu karet,
asuransi sibuk kelit,
pura-pura tuli,
tak dengar langit gemeletap lagi
bengkel tutup berhari-hari
~
Langit gelap,
isi rumah lebih gelap
pikiran jadi gelap
mata lebih-lebih
~
Duduk di atap,
di dalam terlalu apak lembap,
noda rata di tembok tak bisa dilap,
baterai-baterai tersesap,
akal sehat lebih-lebih
~
Piring-piring renang-renang,
sayur-mayur melunglai,
kecap resap setengah-setengah,
tabung gas hanyut,
malamnya, langsung kirim ke laut
~
Siang-siang dingin-dingin,
lambung nyeri,
entah kontaminasi bakteri entah minta diisi
sementara angin tambah kencang lari
embus-embus spekulasi
tentang siapa perancang bencana ini
~
Di bawah guntur Februari,
Di balik dingin sepanjang hari,
Panas merampai di beberapa hati
[Jakarta, 29.03.2018]
Unduh teks untuk IG story