katamu, ingin sehidup semati bersamaku.
tapi,, baru terpeleset saja kamu sudah menyisakan, apalagi kalau seperti di terpa badai ombak.
mentalmu belum cukup kuat untuk dewasa, sama hal nya dengan aku yang kekanak kanakan.
bagaimana bisa berjalan bersama kalau kerikil saja kamu anggap bahara, padahal persoalan bukan jadi alasan.
tergantung kitanya saja. yakin atau tidak.
kamu terlewatkan bukan berarti tertinggal,
berjalan sedikit kalau kamu sudah yakin,
masih ada arah lain kalau kamu masih ingin beriringan,
kalau kamu setuju, aku akan berputar jalan dan menjemputmu kembali.