Sore hari aku masih di jalanan
Ditemani debu dan hiruk pikuk Jakarta
yang berdiri tegas di garis perbatasan
diantara mesin-mesin berjalan
Berhembuslah debu kota kita
Yang meninggalkan jejak diantara satu dan yang lain
Di atas punggung ini
adalah nasib keluarga
adalah aku yang mengatur lalu lintas
Hingga tiba waktu petang