Perjalanan
Cerpen
karya @ulfaqv
Kutipan Cerpen Perjalanan
Karya ulfaqv
Baca selengkapnya di Penakota.id
Pesawat lepas landas, pertanda sebuah perjalanan dimulai. Pilot membawaku terbang ke udara, sedang aku berusaha menyibukkan diri dengan membaca majalah yang diselipkan di saku bangku pesawat, kuambil, kubolak-balikkan halaman demi halaman, sibuk mengeja satu dua kata hingga tuntas.

Perjalanan hijrah Jakarta-Semarang ini kunikmati dengan memanggul sebongkah pedih sisa perpisahan kemarin yang belum usai. Aku tak sendiri, ada dua orang yang mengapitku dalam keheningan, kurasa mereka tak menyadari ada kabut di perasaan dan pikiranku yang melayang jauh entah tak berantah.

Aku sengaja menolehkan kepala, melirik-lirik ke arah penumpang lain, sebagian besar kulihat mereka tertidur pulas dengan memasang muka kelelahan, di bagian lainnya kulihat tiga anak muda seusiaku berbincang-bincang diselingi tawa yang terdengar renyah. Sedang di satu bagian yang lain kuperhatikan anak belasan tahun dengan headset terpasang di telinga tersenyum sambil memandang ke luar jendela, aku melihat ia menikmati betul perjalanan singkat ini.

Betapa indahnya sebuah perjalanan yang dinikmati layaknya minum secangkir kopi hangat di pagi hari, ditemani sepotong roti dan candaan orang-orang terdekat, jangan sebaliknya! Menganggap perjalanan adalah sesuatu yang harus cepat dihentikan. Jangan lupa bahwa hidup adalah proses panjang yang didalamnya penuh dengan kejutan. Mau tak mau, suka tak suka kisah hidup akan terus mengalir mengikuti jalan yang sudah digariskan. Sewaktu-waktu dipaksa mendayung lebih kuat agar tak terseret arus lantas tenggelam.

Aku berusaha berdiskusi dengan diriku sendiri, ini bukan perjalanan pertama dan ini bukan pula perjalanan terakhir, ini adalah perjalanan di dalam perjalanan yang harus kutempuh ribuan kilo meter jauhnya. Ini adalah perjalanan ke sekian kali yang kutempuh dalam hidup, aku menganggap ini bukan perjalanan yang biasa. Barangkali karena tempat tujuanku kali ini adalah tempat asing yang akan menjadi peraduan setahun kemudian.

Bukan masalah seberapa banyak destinasi yang pernah dikunjungi, bukan seberapa banyak jempol yang didapat dari mengunggah foto perjalanan di media sosial, tetapi seberapa mampu diri kita menerima situasi yang dihadapi dalam sebuah perjalanan, seberapa besar diri kita sanggup membangun kesadaran bahwa di tempat lain juga ada orang baik, betapa indahnya tempat lain, betapa banyak budaya yang dapat dipelajari dari orang-orang baru yang ditemui.

Waktu dan jarak tempuh bukan suatu ukuran kualitas sebuah perjalanan. Tapi bisa saja demikian jika kita mau sedikit membuka mata bahwa di sekeliling kita ada pernak-pernik dunia yang membentang luas, ada banyak manusia yang barangkali dengan satu senyum kecil menjelma menjadi saudara, ada banyak peristiwa yang harus kita pikirkan lebih dalam. Bukankah semakin panjang sebuah perjalanan, semakin melimpah pembelajaran yang diterima, hendaknya.

Perjalanan yang paling panjang adalah perjalanan takdir, perjalanan yang tak kita sadari, kita saat ini sedang duduk di dalam kereta kehidupan yang terus melaju. Hidup memang dinamis, harus terus ditempuh tahap demi tahapnya meski kadang tak tahu lagi hendak ke mana kaki melangkah. Tanpa disadari takdir tetap berjalan sesuai apa yang digariskan. Kita sebagai manusia hanya bisa nurut mengikuti dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang kita temui dalam perjalanan itu.
Jangan menyangka perjalanan akan selalu mulus tanpa rintangan. Jika itu terjadi, aku sudah membayangkan betapa membosankannya sebuah perjalanan itu. Di depan nanti, kita akan bertemu jalan berbatu, berlubang, licin, terjal, mendaki, menurun, berbelok, kanan kiri jurang, atau mungkin jalan mulus tetapi banyak kendaraan besar yang siap hantam kanan kiri. Entahlah, kita tidak tahu apa jadinya di kemudian hari, mungkinkah kita sampai di tujuan dengan selamat, atau nyasar ke suatu tempat yang asing, atau barangkali kita celaka di tengah perjalanan. Yang jelas, kita harus terus berjalan dan terus mencari jalan terbaik. Kalau pun harus kesasar, mudah-mudahan kesasar di jalan yang benar, kalaulah harus terjatuh, mudah-mudahan tidak sampai hilang terlempar ke jurang yang dalam.

Harapku, perjalanan ini bukan hanya sekedar membawa badanku berpindah dari satu pulau ke pulau lain. Hendaklah setahun kemudian aku menjadi pribadi baru, yang langkah demi langkahnya kususun hari demi hari, purnama demi purnama. Aku ingin terus mengalir seperti air, tak lantas berhenti meski berkali kali terbentur bebatuan keras, jika pun nanti langkahku melambat atau pun mungkin terhenti, aku harap, saat itu aku sedang asyik menikmati fenomena, barangkali berpikir, atau bisa jadi merenungi isi batin, mengisi amunisi, mengatur strategi, bukan satu alasan untuk tidak melangkah lagi.

Aku harus mengerti rambu-rambu yang perlu kupatuhi, agar tak ada orang lain yang terluka atas tingkahku, agar tak ada hati yang pedih karena tajamnya lisanku, agar tak ada mata yang berpaling pandang atas tatapanku, agar tak ada yang tersenggol lantas terjatuh atas hinaanku. Aku siap diberi sanksi bila melanggar aturan, aku siap dihukum bila akhirnya melewati jalur larangan. Aku siap ditegur, dinasehati, dicaci maki jika itu perlu dan baik untuk membentuk pribadi karimahku.

Aku bersyukur karena dilahirkan di tanah Minang, tanah yang mengajarkan budaya merantau, aku akhirnya menjadi salah satu pelakunya saat ini, tentunya di jaman modern yang menuntut orang lain dengan beragam alasan kepergian meninggalkan kampung halaman, merantau akhirnya menjadi salah satu gaya hidup kekinian. Berbekal pengetahuan dasar ini, kuberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman, setahun mengabdikan diri dan mewakafkan usia menjadi karyawan Allah. Sebut saja saat ini aku adalah Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia, sebuah jalan yang harus ditempuh dengan keluasan hati dan sepenuhnya mengharapkan ridho Sang Khalik.
06 Oct 2018 22:52
71
Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: