Sekuat apa pun mengubah arah
datangnya badai tak pernah disangka
Melawan sama halnya mengalahkan takut dalam diri
Badai itu, ialah dirimu

Lembar demi lembar kenangan tersimpan
Pada yang kelam, berapa banyak luka terulang?
berapa banyak takdir harus kau telan?
Adakah menemui akhir? Tak terhitung pasti
Hidupmu kalah melawan waktu untuk berlari
resapi -- maknai

Mengulang kembali kelahiran
melanjutkan arah pada tujuan
Harapan patah berulang
terganti kuncup bermekaran
Merasakanmu dalam diri
seperti memanggil kembali
warna-warni musim semi.


Mengingat sebuah kalimat yang pernah ku tulis
"akan ku bangun surga dari puing-puing"
“akan ku bangun dari kobaran api”
jika pun padam, akan selalu ku nyalakan kembali

Walau keindahan surga telah terletak pada kakimu
Satu-satunya untukku, tetap ku persembahkan
karena,
kewajiban merasakanmu dalam diri
adalah merawat janji-janji
sebagai balas atas doa-doa baik

8.1.18 lembar ke sekian

- YF -

Semarang, - 4.20 pagi