Kertas-kertas berserakan, berisi permohonan yang satu dua kalimatnya ku coreti sebelum tuntas. Segala tentangnya terasa tidak layak untuk dipertaruhkan di sela-sela jemariku yang menengadah. Aku terduduk lagi menatap langit malam ini yang hanya berisi tiga bintang terang. Di bawah kakiku tersisa jejak langkah dari hati yang penuh sesak. Ingin rasanya berlari dan luapkan rindu sebanyak yang ku bisa.
Tapi rumah tempat pulang itu, nyatanya tidak pernah benar-benar ada.