Tuhan telah berbaik hati.
~
Di tahun ketujuh pernikahannya dengan Sugeng, akhirnya Sri bisa mengendus bau ompol di atas kasurnya. ~ Setahun yang lalu, hampir Sri melupakan tentang belas kasih dari Tuhan untuknya; perempuan yang nyaris berkepala empat. Nyatanya, setelah berhari-hari tak henti berikhtiar, di bulan pertama tahun ini, rahimnya dikaruniai dua janin sekaligus.
~
Tuhan telah berbaik hati.
~
Di rumahnya yang sederhana, telah hadir dua Raja baru. Yang mengeser posisi sugeng, pemilik kasur besi tua yang terkadang berderit ketika diduduki. ~~ Kedua Raja pemilik ranjang berderit itu, saling memandang, kadang tersenyum. Sri, senang menyambut kedatangan kedua Rajanya yang selama ini hanya dipandang dari bawah lampu neon putih bersih, di dalam kotak yang ada di rumah sakit.
~
Tuhan telah berbaik hati.
~
Satu bulan merupakan waktu yang cukup lama bagi Sri untuk memeluk kedua Rajanya. Sekadar mengoles minyak telon, atau mengelap tahi dan ompol dari kedua bokong anaknya, sudah membuat dia merasa menjadi ibu seutuhnya.
~
Tuhan telah berbaik hati.
~
Sri tahu itu. Tetapi perempuan paruh baya itu belum puas menikmati kebaikan dari Tuhan.
~
“Satu jantung lagi, Tuhan.~ Biarkan mereka hidup lebih lama.”
~
Sri berdoa, mengemis pada Tuhannya. Meminta kebaikan Tuhannya sekali lagi, sambil sesekali menatap kedua Rajanya yang saling berhimpit dada. Saling Menatap. ~Berbagi jantung.


#flashfiction~
Riwayat penerbitan: Dalam kumpulan flash fiction "Tuhan Telah Berbaik Hati" Mazaya, 2017.