Kamu berjanji akan bertemu dengannya malam ini. Dia adalah Adiraja yang kamu cintai, tepatnya setelah malam pertama pertemuan kalian. Dia tidak memiliki wajah yang sama persis di setiap malam. Terkadang kamu hanya melihat kabut dari wajahnya, terkadang pula kamu tidak bisa melihat wajahnya, dan yang paling sering, bahkan kamu tidak bisa melihat batang lehernya. Tetapi, kamu langsung menyadari bahwa itu dia, ketika tanpa kamu sadari farjimu berkedut dengan cepat, aliran darah terpompa lebih deras, otot-otot menegang, baju dan kulit kepalamu ikut basah. Basah semua.

"Ini gila!" Itu yang kamu katakan saat untuk pertama kalinya merasakan rahimmu terbakar. Sudah berapa puluh tahun kamu tidak merasa hidup kembali. Sesiangan kamu berpikir tentang dia, dan Kamu ketagihan.

Malam-malam berikutnya, kamu bertemu dengan dia. Terkadang jika kamu terlalu lelah, dia tidak akan mendekatimu. Dia hanya memandangmu dari kejauhan. Atau sama sekali dia tidak datang menemuimu. Jika kamu menghabiskan malam panas dengan dia, keesokan harinya kamu akan merasa baik-baik saja. Termasuk tidak keberatan saat beberapa pelanggan yang langsung menundukkan wajah ketika bersirobok pandangan denganmu, atau bahkan saat anak-anak kecil tiba-tiba menangis ketika melihat wajahmu.

Hari ini, sebelum malam datang, kamu buru-buru menutup toko. Kamu berpamitan dengan Bond, kucing penjaga toko. Kamu berpesan padanya, untuk menjaga tokomu dengan baik-baik, dan untuk tidak pernah membuang air kencing di sembarang tempat. Kemudian kamu berpamitan dengan induk semangmu, dan berpesan untuk tidak membangunkanmu hingga esok malam.

Malam ini, kamu semakin meyakinkan diri, bahwa kamu selalu gelisah saat tidak bertemu dengannya. Dan malam ini kamu memutuskan untuk terus hidup dengan dia, yang telah kamu anggap kekasih.

Bersamaan dengan kapsul yang melewati kerongkongan, kamu telah meyakinkan dirimu, bahwa kamu tidak memiliki alasan untuk bertemu siang hari. Karena kebahagiaanmu adalah tidur panjangmu.