Malam itu rasanya seperti mimpi,
suara isak tangis ditelpon tanpa ada sepatah kata apapun
Seolah - olah suara itu jawabannya
Berusaha mencerna segala bentuk kenyataan tapi ternyata sulit
Rasa penyesalan terus menerus menghantui
Berpamitan untuk terakhir kalinya pun tak mampu laksana
Yang bisa kutemui hanya tumpukan tanah merah bertabur bunga serta batu nisan
Kutatap nisannya, tapi sialnya air mata ini tetap berjatuhan
Yang terucap hanya kata "maaf" dan "maaf"
Tangan ini hanya bisa menggenggam tanah makamnya, buka telapak tangannya lagi
Telapak tangan yang penuh kehangatan, ketulusan dan penuh kasih sayang itu kini tak bisa kugenggam
Makanan favoritnya masih tersimpan rapi disudut kamar yang khas dengan wanginya
Ah ternyata aku kehilangan rumah penuh kasih sayang itu untuk selamanya
-Yn