jakarta tidak pernah tersenyum kepadamu
hanya tipisan langit melengkung terbalik
berdesakan dalam wajah pagi yang kesiangan
takjua hilang hingga petang yang kemalaman
doa-doa perjalanan terhalang debu polutan
hening adalah kemustahilan metropolitan
dada-dada busung kelaparan status sosial
bening bagailah relung ciliwung yang sial
"di mana kau sembunyikan cita ibukota
kau tutup dengan apa telingaku
dari shalawat dan adzan itu"
"di mana kau kuburkan cita ibukota
kau sumbat dengan apa mulutku
dari salam dan kasih yang dulu"
jakarta tidak pernah tersenyum kepadamu
atau barangkali kau yang kerap lupa
bagaimana cara membuka mata