Jatuh sudah seluruh peluh
Simpuh di subuh dan tumbuh
Dalam tubuhnya penuh bakti sungguh
Dengan bukti jiwa kebapak-an
dibantingnya tulang-belulang
guna raih sumsum harapan
suapi mimpi-mimpi kehidupan
Jadikan sulaman sabda guna nyata
biar tak sekadar kekata bertiti mangsa.
Apa yang disajakkan seorang bapak?
Adanya pagi yang acapkali
dimaki secangkir kopi
atau cemas ke mana lagi cari beras.
Sementara isteri tabah merebus batu
menunggu sampai mana tahu
Di dapur yang ngebul
sekali dalam seminggu.
Apa yang disajakkan seorang isteri?
Adanya segunung cucian
yang tak kunjung temui kering
atau gamang ke mana lagi
cari warung yang mau dihutang
Juga cicilan harian sampo dan odol
yang sudah dua minggu tak dibayar
Apa yang disajikan kenyataan?
Lusuh tubuh pemahat kata
sandar sekadar di pendar ashar
Dengan nasib dan aib
ditengadahkan tangannya ke langit
Pinta segala lewat doa
berharap setetes tenang
dari luas samudera kecemasannya
Upaya sang kekata dipaksa jeda
Di bawah sabit lelancip sempurna
Diterbangkannya doa-doa
Demi keluarga di esok lusa
Doa sang kekata berkata-kata
"Ya Tuhan, beri hamba sejuta diksi
untuk nafkahi anak dan isteri,
Anugerahkan hamba sejuta kata
bukan untuk berkarya,
namun untuk nafkahi keluarga
dengan cara berbeda
lewat kosakata."
Mata lebam dipaksakan pejam
Oleh malam di ambang Kokok ayam
Diturunkan tengadah tangannya
Dengkur terbujur di atas sejadahnya.
Pukul delapan pagi
matahari masih ia tiduri
Ia kehilangan berkah subuh
ayam memakan paginya
lelaki itu kembali jibaku sedari siuman
jinjing harapan junjung kehidupan
Dengan dada lebih lapang
Semai kasih sayang
meski di ladang gersang.
Tegal, 16 Februari 2024