Poem Human Interest
Puisi
Kutipan Puisi Poem Human Interest
Karya Kotagu_H
Baca selengkapnya di Penakota.id

Palestina, Tanah Air Kata-Kata

Apa yang hendak kausebut kemanusiaan, dari Rafah.

Ketika gedung adalah patung

yang diburu dan dirongrong kehancuran

Dan jalan-jalan telah sungai darah

Mengalir, banjiri pasar-pasar kelaparan

Juga sekolah-sekolah telah mimpi buruk

yang memaksa terjaga di tiap pagi.


Begitu pun rumah-rumah adalah perapian duka

Dengan jendela yang menangis diam-diam.

Saksikan taman-taman menjadi kuburan kecil

Di mana bunga-bunga tak lagi mekar

kecuali, hanya tumbuh di lambung yang lapar


Apa yang hendak kausebut kemanusian, dari Rafah.

Saat masjid-masjid adalah suara-suara sunyi

yang memanggil-manggil Tuhan

di tengah deru peluru dan mesiu

Juga pengungsian tinggal bayang-bayang luka

di mana tenda-tenda kosong

berbicara tentang harapan yang hilang.


Dan lapangan-lapangan

menjadi medan tempur tanpa jeda

Di mana anak-anak bermain

dengan bayang kematian.


Sampai rumah sakit menjadi benteng derita

Dengan koridor-koridor sesak dipenuhi rintih tak berdaya.

Dan pusat kota medan utama kehancuran;

Puing-puing berbicara lebih lantang dari teriakan.



Maka, apa yang hendak kausebut kemanuasian lagi,

dari Rafah.

Sedang langit biru telah abu kelabu

tiap detiknya sumbat kembang-kempisnya paru

Bintang-bintang menjadi air mata yang jatuh,

Menggenang di tubuh-tubuh yang rapuh.


Apalagi yang hendak kaubaca dari Rafah

Kecuali puing-puing metafora duka

Dan tiap sudut adalah siksa

dengan berjuta bisu-bisu saksi

di depan televisi.


Kecuali Jerit bocah: lantaran dadanya pecah

Atau tangis gadis: tiap kali menghitung jarinya kurang satu

Atau bisik anak-anak bisu

pada doa yang kehilangan amin

"Bahwa suatu hari, Rafah akan berdiri kembali

meski dengan luka yang abadi."



30 May 2024 06:25
33
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: