Di kala fajar, lembaran jingga mu ku buka.
Meski retina terasa buram, karena hangatnya selimut baru terlepas dari daksa.
Lantas penuh ikhlas nan teliti ku eja.
Sebelum terlantun di muka Sang Pelita.
Tulisan 'Arobi mu amat gundul laksana tanah hampa.
Perlahan ku hiasi dengan harokat nasab, jer, jazem, maupun rafa' yang setia.
Di bawah mu pun ku beri kau teman berupa ukiran pegon, adiwarnakan netra.
Tak lupa otak ku menari, mecari setetes hikmah dalam relung labirin lafal penuh kegundulan.
Kini ku temukan sudah beberapa maksudmu, tasawuf utama kau ajarkan.
Penyayang pada jutaan ciptaan kau sajikan.
Perihal utamanya ilmu kau hidangkan.
Ingat mati senantiasa kau nasehatkan.
Optimis pada rahmat Tuhan tak kau lewatkan.
Kau tuangkan semua dalam bait-bait 'arobi penuh keikhlaskan.
Padamu Syaikh Muhamad Bin Abu Bakar penggores penanya terimakasih ku haturkan.
Kau beriku nan ribuan pencari cahaya kunci kebahagian yang diridhoi tuhan.
Semoga buah karyamu senantiasa bermanfat hingga alam tak tersisakan.
Semoga kau selamat dunia akhirat tak terlupakan.
By : Lavyender. Poem