* Ia mulai bergegas tergesa
Berlarian dengan sepotong roti di tangan
Melawan hari di tengah kesibukkan
Menuju tempat pengharapan semu
Dan bergulat dengan percakapan ego..
Hingga di penghujung sore
Saat para pemimpi mulai kembali pulang
Kulihat ia berjalan dengan sisa semangatnya
Dengan lambaian tangan
Mendatangiku penuh antusias..

(Interval)
Ia yg masih berupa ketakjuban
Bahkan dari pertama kali kulihat
Seperti sebuah arunika yg dibicarakan pujangga
Dengan tingkah yg begitu sederhana
Ia telah membuatku menambatkan hati..
Sama halnya perahu yg terombang-ambing dilautan
Hingga ia temukan pulau untuk berlabuh
Tanpa perlu alasan
Ia bolehkan aku untuk selamat
Dari banyaknya ikatan yg memaksaku hancur..
** Sorepun pamit atas perannya
Dengan saling menggengam
Kita berkeliling penuh romansa
Menyusuri temaram
Menuju waktu tak terbatas
Bersama dengan kerlipan bintang yg berseri..
Perasaan kian rekat bertumbuh
Menaungi hati yg berawai lama
Dan denganmu, kuharap menjadi kegembiraan oleh mata yg menyaksikan