Sungguh aku adalah manusia kosong tanpa pendirian. Wanita akhir zaman yang mudah terombang ambing lisan manusia. Bagai perahu di tengah samudra penuh ombak tak tentu arah. Aku hanya bisa pasrah.
Seperti baru terbangun dari tidur panjang bertahun tahun. Ternyata tidak ada keputusan dalam hidupku yang kuniatkan untuk bahagiaku. Begitu subur aku pupuk batinku demi bahagia orang lain. Entah kusebut diriku lugu atau terlewat bodoh, aku pun tak tau. Ingin rasanya mengutuk diri. Tapi lantas siapa yang bisa aku salahkan atas keputusan keputusan yang ku sesali ini. Tidak ada.
Khalayak ramai bersorai "itu bukan urusanku" lantas pergi perlahan, ditelan bumi. Aku ditinggalkannya sendiri, di ruang penuh cermin.
- Hmm ternyata ini keputusanku, salahku.
Aku pun hanya bisa tersungkur, jatuh, diam, di ruang kosong. Lalu berkata lirih "maaf aku, aku sudah korbankan dirimu demi bahagia yang kupikir itu bahagiaku, ternyata itu bahagia orang lain"
Rasanya ingin cepat kembali,
tapi kemana?
Apa disana masih ada tersisa tempat, barang sepetak, untuk hamba yang berlumur dosa ini?