oranment
play icon
Pasar yang Tak Punya Hari
Cerpen
Kutipan Cerpen Pasar yang Tak Punya Hari
Karya Ruangbiru
Baca selengkapnya di Penakota.id

Pasar-pasar di kota sering tumbuh seperti anak tiri di sudut rencana tata ruang. Mereka dihidupi orang-orang yang jarang tercatat di rapat-rapat perumusan kebijakan. Di sinilah orang-orang menjual ketabahan di antara bau ikan asin dan suara uang receh.


Sejak kecil, Sari hafal bau itu—bau keringat bercampur ikan asin, bau kantong plastik basah, bau kertas ribuan yang lecek. Ibunya, Bu Warni, berdiri di lapak kayu yang sudah miring di sudut pasar. Ayahnya dulu menambal hidup dengan menimbang beras dan menakar sabar.


Tapi pembangunan, yang kerap berwajah licin dan berjas rapih, datang menukar bau asin dengan aroma kopi mahal. Mereka bilang: demi wajah kota yang lebih cantik. Tapi di mana tempat pulang para pedagang itu, kalau lapak kayu mereka berubah jadi parkiran mobil mewah?


Sari masih ingat bagaimana ibunya merapikan dagangan sambil menahan isak, ketika ekskavator datang menggusur lapak-lapak kecil yang katanya kumuh. Ia mendengar Pak Leman, pedagang bawang di sebelah, berbisik: “Besok kita di mana, Sari?”


Tak ada yang menjawab. Di trotoar, mereka tetap menjual sisa dagangan. Bau asin kini berdampingan dengan knalpot motor. Sari memegang tangan ibunya erat-erat, menahan debu, menahan amarah yang entah mau dilampiaskan ke siapa.


Malam-malam, Sari menulis di buku catatan. Ia menulis diam-diam—untuk mereka yang masih percaya ada tempat pulang bernama pasar. Meski di peta kota, pasar mereka tak lagi punya nama, tak lagi punya hari.

calendar
03 Jul 2025 11:15
view
7
idle liked
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig