"Dalam sepi perih kau rasakan, dalam hening hatimu tergoncang, namun tak pernah sekalipun kau tunjukan."
"Lelah bahumu ayah, kering telapak kakimu, sayu mata yang kau tahan dalam setiap lamunan, betapa bising isi kepalamu."
"Namun slalu kau tersenyum saat kau tatap mata anak mu, senyum yang penuh dengan harapan."
Ayah
"Akan jadi seperti apakah anak lelakimu ini nanti, bisakah menjadi sepertimu, bisakah ku kalahkan semua egoku, bisakah aku kuat tanpa arahan mu."
"Terlalu cepat kau meninggalkan ku, belum sempat ku memelukmu, belum sempat ku membanggakan mu, namun satu pesan yang selalu ku ingat, untuk selalu menjaga Ibu."