"Mari kita berjalan-jalan!" ajakmu.
Lalu kita susuri jalanan berkelok.
"Mari kita berjalan-jalan!" ajakmu.
Lalu kita susuri gang-gang sempit dan bau.
"Mari kita berjalan-jalan!" ajakmu.
Lalu kita singkap kerumunan di pasar malam.
Setelah melewati jalanan berkelok dan gang-gang sempit yang bau, setelah menyingkap gerombol orang di tengah jalan dan pasar malam, kita yang terlena pada romansa (dan aku yang tak sadar) telah tiba di persimpangan.
"Kita sampai di sini saja. Aku akan jalan ke kanan, dan kau jalanlah ke kiri atau kemanapun kau mau. Jangan ikuti aku," katamu.
"Kita tak sejalan," tambahmu sambil berlalu.
Kekasih, aku baru sadar. Sebab memang, sejak awal yang selaras di antara kita hanyalah "sama-sama" yang menjawab "terimakasih".
Selebihnya tidak.
Aku. Kamu. Kita. Tak pernah sejalan.
Oh, Kekasih...
-Bandung; dingin