Terik telah kembali ke peraduan Harap cemas masih jadi perpaduan Jelaga fatamorgana menguasai udara Apinya dalam sekam masih saja membara Pergolakan belum juga be...
Kekasih, makan siangku kali ini menggemaskan sekali, lho! Bagaimana tidak? Baru saja ia diserahkan kepadaku oleh pramusaji di sini, bibir mangkoknya langsung tersenyum menggoda. Ia membahas p...
Aku melewati Jalan Jenderal Sudirman, Kekasih. Kau ingat? Ya, bagian dari Jalan Pos Bandung itu. Tapi rasanya biasa saja. Aku membawa camilan itu tapi sama sekali tak ku buka. Masih utuh pada kemas...
Kau tahu, Kekasih apa yang paling menyenangkan bagiku? Ya, berkeliling kota. Melihat-lihat saja. Berjalan-jalan saja. Belakangan aku kepikiran tentang Jalan Pos, Kekasih. ...
"Saban hari aku mengkhayal, karena hanya pada saat itulah aku menjadi kekasihmu. Sesering itu aku memanggil sukmamu. Setahan itu aku menunggumu. Sekeras itu kepalaku atasmu. Sebegitulah aku mendamb...
Seribu ataupun satu kaki jarak kita, bahkan ketika kain bajumu dan bajuku saling berhimpitan, bahkan ketika aku bisa merasakan panas tubuhmu dari lenganmu yang kokoh, kita tetap berjarak, bukan?
Cintaku tak pernah menuntut balas, tapi bukan tanpa batas. Nyatanya kini rasaku mulai kedaluwarsa, padahal belum juga berusia setengah dasawarsa. Pikirku dulu, rasanya aku ma...
"Mari kita berjalan-jalan!" ajakmu. Lalu kita susuri jalanan berkelok. "Mari kita berjalan-jalan!" ajakmu. Lalu kita susuri gang-gang sempit dan bau. "...