Kau tahu, Kekasih apa yang paling menyenangkan bagiku?
Ya, berkeliling kota. Melihat-lihat saja. Berjalan-jalan saja.
Belakangan aku kepikiran tentang Jalan Pos, Kekasih.
Belakangan, aku merasa sungkan.
Aku sangat merasa bersalah pada para veteran, para pribumi yang mati-matian membangun jalanan itu— dari Anyer hingga Panarukan.
Aku sangat merasa tidak enak pada Daendels, yang sudah menanggung dosa karena membudak manusia demi terbangunnya jalanan itu.
Ada yang mati-matian bekerja hingga mati, ada yang menanggung dosa besar bahkan setelah ia mati.
Demi jalan itu, Kekasih.
Rasanya aku ingin menyenangkan mereka, dengan berkeliling dan menikmati apa yang mereka suguhkan.
Kau mau tidak, menemaniku?
Ya, menemaniku berkeliling kota, melewati Jalan Pos itu.
Kita mulai saja dari Jalan Jendral Sudirman, kemudian ke Jalan Asia Afrika, lalu ke Jalan Ahmad Yani, dan ya kita sampai di Cicaheum saja. Karena rasanya terlalu jauh kalau sampai Ujung Berung apalagi sampai pada titik akhir.
Kecuali kalau kau mau berlama-lama denganku, boleh-boleh saja kita sampai Cileunyi.
Hehehe, tidak tidak aku hanya bercanda.
Bagaimana? Kau mau tidak, menemaniku menikmati kesenangan itu?
Temani aku menikmati kota, sambil sesekali menyapa jalan raya dengan kata atau bahkan air mata.
Tenang saja, aku sudah siapkan cerita dan guyonan sebagai camilan untuk menemani membelah kemacetan.
Bagaimana? Yuk!
Mengasyikkan lho!
Aku tunggu "mari"-mu!