Masak
Puisi
Kutipan Puisi Masak
Karya aldrifajar
Baca selengkapnya di Penakota.id

 


 


Ibu adalah penyair di depan wajan.

Kita tiap hari menyantap sajian sebagai syairnya.


Hari daging disajikan dalam potongan kecil

tanpa meminta kita menyisihkan untuk orang lain.


Tak semua suka ikan. Namun tak ada hidup nikmat

Tanpa menelan duri atau menghirup amis.


Sejak bocah, Ibu mencomblangi kita dengan sayuran.

Kelak, pahitnya serupa kekasih yang enggan beranjak:

Pilihan terakhir adalah mencintai dengan tunak.


Ada pula hari kita ingin melihat ibu memasak, namun hanya ada

Tahu dan sambal sambil kita mengingat ungkapan ”zaman susah

Dulu, makan hanya berlauk sambal dan garam.”


Sebelum membaca sajak ini, kita mungkin ingat merasakan

Senyum Ibu sehangat bubur kacang hijau di pagi hari.


Kita menyantap sajian sebagai syairnya tiap hari.

Di depan wajan, Ibu memang penyair.




2019

17 Sep 2019 04:04
587
Jl. Bukit Cengkeh Bar. No.1, Tugu, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16451, Indonesia
4 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: