tanda tanya masih berwajah penguasa lalim
kala ku ucap salam pisah dengan sebuah ciuman kening
inikah waktu pungkas dari puisi yang kita tulis bersama?
“dalam ranjang kata-kata
pelukanku memias senantiasa
lalu, sentuh jari-jarimu di jurai rambutku
sudutkanku dalam gamang
kau adalah karib, kekasih, atau
suami yang tengah alpa”
sekali lagi, mengiang tegurmu itu
saat senja membiru
dan sebuah puisi selesei sendu
anak-anakmu sembunyikan tangis
di pinggang siang, pelahan
jasad tersayangmu menuruni liang lahat
“sebagai puisi,
sebuah rima pun bermuara
sebentuk bait pun berjeda
jika waktuku tiba, puisikan aku, ya”
kala itu, hanya angin malam
yang mengiyakan, aku
mengaduk jejamu kata, agar
masih ada pelangi di atas rambutmu
memilin sunyi dalam mangu
ku baca sekali lagi baris terakhir puisimu
di surat maya kotak masuk pesanku
; “penyair tak perkasa di beranda toko obat”
dingin keningmu masih terasa di bibir
________
Trowulan-Mojokerto, 2019
Catatan:
Puisi ini adalah satu dari beberapa puisi lainnya yang dimuat di Rubrik Dahaga - Banjarmasin Post Edisi 25 Mei 2019.
Biodata
Anjrah Lelono Broto, tinggal di Trowulan-Mojokerto. Aktif menulis esai, cerpen, serta puisi di sejumlah media masa (berbahasa Indonesia dan Jawa). Di antaranya Media Indonesia, Lampung Post, Riau Pos, Radar Mojokerto, Radar Surabaya, Harian Surya, Harian Bhirawa, Banjarmasin Post, Surabaya Post, Surabaya Pagi, Duta Masyarakat, Solo Pos, Wawasan, Pikiran Rakyat, Nusantaranews, Jendela Sastra, IdeIde, Litera, Kawaca, Pojok Seni, Galeri Buku Jakarta, Roemah Cikal, Travesia, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Kidung (DKJT), dll. Beberapa puisinya masuk dalam buku antologi bersama Pasewakan (Kongres Sastra Jawa III, 2011), Tasbih Hijau Bumi (antologi puisi Lesbumi Jatim, 2014), Malam Seribu Bulan (antologi puisi Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2015), Margasatwa Indonesia (Lumbung Puisi IV, 2016), Klungkung Dalam Puisi (Dewan Kesenian Klungkung, 2016), Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016), Sang Perawi Laut (2018), Tamasya Warna (2018), Kunanti di Kampar Kiri (Hari Puisi Indonesia-HPI Riau, 2018), When The Days Were Raining (Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019), dll. Karya tunggalnya adalah Esem Ligan Randha Jombang (antologi geguritan, 2010), Orasi Jenderal Markus (naskah monolog, 2011), Emak, Sayak, Lan Hem Kothak-Kothak (antologi cerkak, 2015), “Nampan Pencakan (Himpunan Puisi, 2017), dan Permintaan Hujan Jingga (antologi puisi, 2019). Terundang dalam agenda Muktamar Sastra (Situbondo, 2018), dan karya naskah teaternya “Nyonya Cayo” meraih nominasi dalam Sayembara Naskah Lakon DKJT 2018. Duduk di Komite Sastra LESBUMI Kabupaten Mojokerto periode 2013-2018, bergiat di Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LISSTRA) dan dapat disapa di e-mail: anantaanandswami@gmail.com.