Rombongan awan hitam merundungi bumi,
menolak datangnya cahaya meski sesekali,
seisi bumi menjadi buta siang ini,
terlihat mereka mulai saling menabrakkan diri,
suara gaduh berlomba-lomba menyombongkan diri,
seakan tiada satupun yang lebih asri daripada semua ini.
Dalang di balik sana sedang menari-nari,
jemarinya berhasil menggerakan revolusi,
dari tumpukan bangkai yang sudah basi,
rupanya masih ada yang gagah berdiri.
Satu persatu menjalar meracuni,
saling menyambung kaki meski telah dipatahkan berkali-kali,
meski ini nyawa yang terakhir kali,
selagi inderanya masih berfungsi,
kecaman bukanlah satu-satunya inti.
Gulungan benang ini masih menjari,
menyatukan semua yang tengah berlari,
menggerakan kembali detak yang semula terhenti,
meskipun mereka masih dipenuhi ambisi,
kami belum ingin mengakhiri.