Aku sungguh enggan ke mana-mana; ke kota, ke bukit, maupun ke lapis paling bawah kulit kakimu: tempat
biasa aku bersembunyi dari mara yang teruntai pada dasar bibirmu.
Kota ini telah merupa tumbuhan peluruh saat dijumpai musim gugur.
Sedangkan di bukit telah kudapati sebelah terompahmu yang penuh oleh tumpukan jamur.
Tak ada lagi sepi untuk dentuman di kepalaku.
Tempat biasa aku memulangkannya telah kau suguhkan; pada patahan ranting, jatuhan daun kering, dan kubangan tempat babi membersihkan taring.