Aku bukanlah seorang penyedih, namun
Dihadapan pagi pada hari
Minggu ini, derasnya air mataku tak kunjung dapat kubendung.
Tiap butir yang luruh adalah percintaan yang telah kadung. Yang
Kuseduh berabad-abad namun belum sempat untuk ku tuangkan
Pagi tadi para penyedih
Memanen buah ratapnya masing-masing. Ada
Yang meluapkannya dari dasar bola mata. Ada
Yang melalukannya pada dinding tenggorokannya.
Dengan hati paling tabah, aku iringi kepergianmu dalam kerelaan paling pasrah.