oranment
play icon
Penyihir
Puisi
Kutipan Puisi Penyihir
Karya barelyalive
Baca selengkapnya di Penakota.id

Teriakkan aku—

bukan nabi, bukan penyair rohani—

aku peramal sialan dari 1920-an,

dikirim bukan untuk menenangkan,

tapi menampar segala yang nyaman.


Kau suruh aku bohong,

padahal darahku sendiri mengucur karena kebenaran.

Wajahmu, tuan—

terpampang seperti utang yang tak lunas.


Mau aku? Katakan!

Jangan ajak aku putar-putar

di kota yang lampunya tak pernah padam

lalu tinggalkan aku—jadi nama di chat yang tak kau buka.

Kau kira ini era surat cinta dan roti kering?

Kita dewasa, bukan boneka.


Orang bilang: “pegangan, pegangan.”

Sial, aku tak mau pegangan kalau bukan kamu!

Apa aku harus merangkak ke altarmu,

supaya kau tahu aku tak sekadar lewat?


Tapi kalau begini,

lebih baik aku lenyap—jadi asap, jadi debu,

atau jadi makian di tengah malam.


Cinta!

Kau dewa atau cuma konsep basi?

Rangga, bantu aku ludahi puisi ini.

Tita, lelaki ini… bukan Aditmu—

lebih bangsat.

Hilang tanpa kata,

tanpa salam,

tanpa kubur buat rindu.


Apa itu keputusan yang bijak?

Atau hanya alasan pengecut

agar tak perlu bertanggung jawab

pada hati yang sudah setengah mati?

calendar
07 Jul 2025 12:07
view
3
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig