oranment
play icon
Setelah itu dan hujan yang tak pernah selesai
Puisi
Kutipan Puisi Setelah itu dan hujan yang tak pernah selesai
Karya barelyalive
Baca selengkapnya di Penakota.id

Lima menit di atas motor,

hujan Bandung mencuci langit dan ingatan.


Aku menggigil, tanpa jaket—

tapi yang paling menusuk adalah dinginmu.


Kau duduk di depanku,

membiarkan punggungmu bicara lebih banyak

daripada mulut yang dulu suka mengeja namaku.


Katamu,

“Biar aku saja yang sakit.


Kau jangan. Nanti kau tak bisa menemuiku lagi.”


Aku tahu maksudmu baik. Tapi baumu—

bau tubuhmu basah—membuatku ingin egois sekali.


Aku peluk kau. Erat. Kencang.


Sampai helm kita saling bergesekan seperti dua kepala keras

yang dulu tak bisa sepakat

selain soal rindu dan tempat makan murah di Dago Atas.


Kau bawa aku ke Punclut.


Bukit Bintang.


Tempat-tempat yang indah—dan aku tahu

kau ingin menyuapiku

kenangan dengan pemandangan yang bisa kutelan diam-diam

tanpa perlu mengulang luka.

Aku mau kamu.


Tapi aku juga tahu,

aku bukan milikmu lagi—dan barangkali,

tak pernah benar-benar jadi.


Aku mau kamu,

tapi aku harus tahan:

seperti api yang disuruh tidur di dalam tubuh basah

dan tak boleh menyala walau gemetar.


Kadang aku menangis.


Tapi bukan karena kau.


Bukan juga karena hujan.


Melainkan karena kenangan

adalah sejenis peluru yang pelan-pelan

membunuh tanpa suara.


Empat tahun lalu aku yang mengakhiri,

tapi lihatlah—aku yang masih mencari-cari wajahmu

di antara wajah-wajah hujan yang berlalu.


Malam-malam tertentu,

aku menangis diam-diam,

bukan karena kau tak kembali,


tapi karena kau masih datang

meski sudah kutinggalkan.


Empat tahun sudah,

dan kau tetap tahu

cara memanggil namaku dalam diam.

calendar
16 Jul 2025 01:40
view
11
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig