satu hari pada pertengahan maret
burung gereja berbisik padaku
"ada enam puluh rasa untukmu"
katanya
pekan esok dia akan datang
senyumnya menawan
tinggi pula rupawan
aku menunggunya
saat angin musim panas terlalu kecang di hembuskan oleh tuhan
sampai pada hari itu segalanya menjadi dingin
pekan pekan selanjutnya ada badai salju di tubuh saya
dia
musim yang tak pernah saya terka kehadirannya
tak hanya membawa rasa
kecewa, cemburu, dan sakit hati dibawa serta dari masa lalunya
ternyata enam puluh rasa itu adalah masalah yang belum tuntas