Hai, selamat pagi, siang, sore atau malam kau disana. Tempat singgah yang terlalu dingin untuk aku kunjungi. Tuan, bagaimana harimu di kota baru? Semenyenangkan dekapan ibu disini atau damai tentram seperti disana? Ingatlah pulang, ada rindu yang perlu kau pangkas setiap tahunnya.
Pecaya atau tidak, jalanan mulai sepi. Banyak lalu lalang orang yang menyerupaimu tapi tak ada yang persis sepertimu. Tanah pun ilalang yang sering kau ajak bercanda merindukanmu. Apalagi aku.
Memori di amigdalaku bekerja mengingatmu. Setiap pertigaan, setiap angin yang berhembus, setiap tempat yang pernah kita singgah. Hadirmu terasa. Dan seakan nyata.
Tuan, aku berhutang dosa. Ini bukan soal apa yang pernah terjadi tapi apa yang akan datang. Kau bilang semesta akan tunduk padamu jika kau kalahkan egomu sendiri. Tapi aku kalah. Aku mengemis pada semesta bahwa aku pemenangnya. Dan ya, hilang. Tak tergapai bahkan oleh angan.
Pesanku jagalah apa yang harus nya kau jaga disana. Aku mengerti ini sudah jauh dari kata terlambat. Untuk kembali pulang.