Barangkali ia masih nyaman
dengan kecintaanya pada dirinya sendiri.
Tak salah ketika waktu pernah
menciptakan selipan kenangan di hatinya.
Kali ini ia tetap mencoba menjadi dirinya.
Barangkali, ketika malam tiba,
aku masih mengenalnya,
sebagai purnama.
Barangkali, ketika aku pertama mengenalnya,
ia mendobrak pintuku tanpa sengaja,
lalu tak bisa menutupnya.
Barangkali, semua kalimat tentangmu
Tak bisa kurangkum.
Benar kan, Jum?