Di balik kaca jendela:
Celah-celah cahaya berusaha menembus tebalnya luka yang daritadi hinggap di lubuk hatimu.
Di depan meja:
Ketukan tanganku berusaha menyusun kembali sunyi sepi yang menjalar di sekujur tubuhmu.
Di hadapanku:
Raut wajahmu perlahan timbul tenggelam karena goresan yang kau simpan dan obat yang kuberikan.
Di tatapanmu:
Bayangku terbingkai sempurna menjelma pondasi rumah, dan kau bersama orang lain itu, singgah seenaknya di sana.