Sekarang, kemana kapal ini akan berlabuh? Dimana kapal ini akan bersandar?

Seperti halnya cerita Telat-Terlambat, sepertinya hal itu masih terjadi hingga kini. Selayaknya lagu berjudul "Mungkin" dari TheOvertunes, perjalanan itu masihlah belum ada putih atau hitamnya.

Ia masih dimiliki orang lain dan masih bertahan hingga kini. Entah haruskah aku ada atau haruskah aku pergi? Selayaknya lirik pada lagu "Mungkin". Begitulah adanya jika telat menyatakan sesuatu, maka semuanya akan berdampak kedepannya. Dampak itu tak hanya menyerang masa kini, tetapi juga masa depan yang kunjung juga belum terlihat hilalnya.

Sebetulnya...

Apa sih yang sedang kau kejar?

Mengejarnya itu pasti, hanya saja...

Hanya saja, mungkin harus ada cara dan pendekatan lain yang harus dilakukan.

Tetapi apakah memang itu akan berhasil?

Jika ini adalah statistika, maka keberhasilan sekecil apapun itu masihlah belum valid atau mencapai batas minimum. Anggap saja keberhasilannya adalah 0,05 sedangkan hasil yang didapat adalah 0,005. Maka keberhasilan itu belumlah valid, karena bisa saja keberhasilan itu adalah sebuah error dalam proses perumusan pendekatan.

Oleh karena itu, apa yang akan kau lakukan?

Menunggunya hingga usai? Apakah itu sedikit kejam? atau hanya sebuah tindakan yang menghabiskan waktu saja? Selayaknya lirik lagu "mungkin" yang berbunyi "ku tak ingin kulepaskan, hanya kau yang kuinginkan" serta "but maybe we should try".

Apakah hanya dia satu-satunya?

Entahlah, tapi lebih baik mencoba, daripada tidak sama sekali.

Sekarang, apa yang akan dilakukan?