Dia seperti bunga berwana ungu itu.

Dahulu aku hanya melihatnya dari sebuah postingan yang terlewat, aku menyadari bahwa dirinya dan diriku memiki jarak yang berbeda. Saat itu aku tertarik. Tertarik akan dirinya. Dia seperti halnya bunga berwarna ungu itu. Indah yang tidak tergantung pada waktu.

Sampai akhirnya diriku mempunyai kesempatan untuk berjumpa. Bukan hanya satu hari, namun mungkin bisa mencapai dua minggu. Awalnya aku berpikir apakah setelah ini akan menjadi usai?

Dibandingkan yang lain, dia cenderung memiliki p0la pikir sendiri. Dia punya prinsip sendiri. Namun, perlu dibimbing agar bisa mencapai titik terbaiknya. Sama halnya dengan bunga itu.

Entahlah aku tak tahu apakah dia memikirkan hal sama denganku atau tidak. Tetapi aku mengusahakan yang terbaik agar dia mengerti. Aku tahu apa yang dipikirkan orang lain padanya. Oleh karena itu, ku ingin dia menjadi bunga itu. Bunga yang mahal.

Bunga yang melambangkan kemurnian, keheningan, pengabdian, ketenangan, dan keanggunan. Walaupun aku tahu itu akan menggunakan waktu yang cukup lama. Sama halnya waktu tumbuh bunga itu.

Dirinya begitu manis dan menenangkan sama halnya dengan wangi dari bunga itu.

Sekarang dia sedang menjalani perjalanan perkembangan dirinya. Semoga perjalanan ini membuat dirinya jauh berkembang. Karena aku tahu. Dia memiliki potensi yang luar biasa.

Aku tak tahu ini tentang apa. Namun, aku hanya ingin melihatnya terus bahagia, terus merasa senang, dan siap mencoba hal-hal baru yang tentunya menambah pengalaman untuk perkembangan dirinya.

Kau layaknya Bunga Lavender. Dia akan mekar sesuai waktunya. Oleh karena itu teruslah bertumbuh hingga kau mekar nanti. Ketika kau mekar, maka aku percaya bahwa dirimu jauh lebih bernilai. Selayaknya bunga lavender.

-Lavender