Sebuah batu kapur ringkih
Memikul sebatang pohon beringin
Puluhan burung dan serangga hinggap
di tiap dahannya yang nyaman
Akar kekar perkasa
Lahap mencengkram pundak si batu
Memperkosa keangkuhan maupun keringkihan.
Kadang lupa dan lelah
Merasuki tiap rongga tubuh si batu
Menggerogoti tiap sisi ringkih hingga menjilati keangkuhan tegaknya
Si batu kuat dan masih berdiri kokoh dengan angkuh
yang melupakan tiap benang yang terputus
Hingga butir-perbutir kapur menjadi debu
Ketaranya kembali tak terjilati lelah.
Pohon menyeringai lirih
Memandang setiap inci nyawa yang bernyanyi
Ia jaga luapan napas nyanyian para priai
Yang bertengger di antara jemari lelahnya.
Apakah mungkin pohon lupa,
Tiap-tiap langkah bahagia itu
Berada di atas tikaman belatinya kepada batu
Tidak!
Pohon pun menangis
Menghimpit derita batu.
Hanya ia tertawa demi para nyawa
Yang memberi napas hidup bagi semesta
Batu kapur ringkih melampaui harap demi hidup para pemimpi
Dan pohon beringin bernyanyi tertawa tertikam simpati berlumur dusta
Kenang mereka menjadi tawa hidup
Yang mengokohkan cengkraman semesta
Mereka selalu tahu semesta tak sekorup benalu menghisap tanah
Senyum semesta menghapus kembali dahaga panggung yang lebih besar lagi.
Jambi
02082021