Serupa embun; kau hadir
Menyemah senyum pada pagi.
Selalu menjadi kesukaanku
Ketika gigil memeluk.
Terkadang ronanya membiru
Dikejar matahari yang meninggi.
Bukan berarti detik kita
Tak pernah berdetak.
Pada kesementaraan ini
Pula memberi arti pada
Kekosongan—rona merahmu;
Yang membekas dalam lamun.
Langit meluruh senyummu
—menguap terbawa kesementaraan.
Namun, gigilku selalu ingin
Memeluk asa.
Andai kedatanganmu—terus
Serupa embun; yang
Melumuriku dengan kasih.
Nglanggeran, 2023.