Kita menabuhkan ratusan kisah
Dari mata ke ranjangmu yang lusuh;
Sebab kau menangisinya—tersebab
Aku yang hanya menjadi kisah.
Benar saja kekasih;
Percintaan kita hanya melahirkan ego
Yang beribadat di antara malam-malam
Yang kian panjang—dan membawa kita
Menuju altar pesakitan.
Aku melangkah menyusuri kesunyian;
Menabuhkan balada tentang percintaan,
Mengagungkan setiap perjalanan—dari
Sepasang merpati kecil yang menanam
Sebuah pohon—menjadikan singgasana
Percintaannya.
Sedang kau, menelusuri hikayat
Yang di syairkan dari rona gincumu
Menyambangi hati ke hati para penggoda
Lalu menikamnya selaya kau berdahaga.
Di kabarkan melalui sebuah hikayat;
Para mata menutup hati—seketika
Balada percintaan kita di syairkan
Melalui penjuru cakrawala
Muson membawa kita menuju
Petualangan yang kian panjang
Sampai pandang; kembali bertemu
Di persimpangan, melalui mata
Ke ranjangmu yang lusuh—sebab
Kita kian menangisinya.
Dari ratusan ritus; kisah diagungkan,
Melalui balada yang mengabadikan
Kenang—dan kita menelusuri kasih
Pada tiap syairnya.
Perpisahan bisa saja menuntun kita
Melalui hikayat yang kita telusuri;
Hingga sampailah ke ufuk pandang
Genah meriungkan seluruh kisah
Yang kian berkasih.
Yogyakarta, 2023