Perjumpaan Pertama
Cerpen
Kutipan Cerpen Perjumpaan Pertama
Karya fadlilahnida
Baca selengkapnya di Penakota.id
[Tahun 2006, saat aku kelas 6 dan Fatya kelas 5]

Mama mewanti-wanti agar usai istirahat siang kami segera mandi dan siap-siap. Saat itu adalah kali pertama kami masuk MDT Al-Iman.

"Qurannya? Buku tulis? Pensil? Buku prestasi? Lengkap semua?"

Aku dan Fatya mengangguk semangat. Kami pun segera berangkat dengan berjalan kaki. Lewat jalanan tepi sungai dan pematang yang dulu nampak asri.

Kami melangkah dengan sekekali berjingkat riang. Mama di belakang geleng-geleng kepala, melihat kedua anak remaja tanggung-nya begitu senang pergi mengaji di tempat yang baru. Ada kabar kalau guru-guru di sana masih muda-muda, setara SMA tapi sudah hafal beberapa juz Quran.

Sampailah kami di sebuah bangunan masjid yang luas dan megah. Tak heran memang jika masjid ini kabarnya mendapat bantuan besar-besaran dari Qatar Foundation. Segala fasilitas terpasang. Terdapat berbagai ruangan yang multifungsi, salah satunya adalah ruangan kelas-kelas di lantai dua dengan fasilitas yang nyaman untuk mengaji dan belajar bagi anak-anak. Ruangan-ruangan di lantai dua itulah MDT Al-Iman.

Kami disambut oleh kepala program sekolah agama, namanya Ustaz Anwar. Dia masih muda, belum masuk usia paruh baya. Hanya saja janggutnya sangat panjang dan rambut hitamnya diselingi satu-dua uban, itu yang membuatnya lebih tua dari usia sebenarnya.

Usai mengobrol singkat dengan sang ustaz, Mama pun pamit. Kecupan manis mendarat di kening kami masing-masing, "Belajar sungguh-sungguh, menghafallah dengan ikhlas. Mama ingin kalian terus jadi penghafal Quran."

Ada sepasang mata yang berkaca-kaca. Ada harap yang menjuntai, membelai kami dengan tekad yang kokoh. Tekad sepanjang hayat, yang ditularkan kepada dua buah hatinya, meski tak keduanya sekandung.

Punggung Mama perlahan tersapu oleh rumput-rumput gajah yang tinggi. Aku dan Fatya dipertemukan dengan salah satu murid Ustaz Anwar.

"Rifki, Naya dan Fatya masuk ke kelas Idadiyah B, ya. Mulai hari ini mereka belajar di sini."

"Na'am, Ustaz. Mari ikut Aa, Naya dan Fatya. Kelas kita di paling ujung."

Mataku dan matanya sempat sekali beradu pandang. Saat itu, jumpa pertamaku. Mulai dari detik itu, aku baru mengenal sebuah perasaan yang belum kumengerti. Namun, kelak perasaan itu akan kusebut 'cinta pertama'.
19 May 2018 08:19
121
Bogor, Jawa Barat
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: