Kutipan Puisi
Kopi dan Perasaan
Karya
fadlilahnida
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Sejenak dirimu mungkin harus menaruh perasaan di dalam cangkir kopi. Tumpahkan air panas pelan-pelan. Biarkan asapnya mengepul begumul-gumul hingga ke udara. Kemudian kamu terpejam. Bayangkan bahwa perasaanmu ikut terbang bersama asapnya. Aromanya tercium. Tapi beberapa menit kemudian, aroma itu hilang tersaput angin.
Seruputlah air kopinya sampai habis. Tidak ada dedak karena yang kauseduh adalah bubuk tanpa ampas. Anggaplah wajar jika menyisakan pahit di lidah. Lama-lama semakin kamu menelan lebih banyak saliva, pahit pun hilang.
Segala hal butuh waktu dan proses.
Sama seperti beranjak dari kenangan pahit yang menyiksa.
Anggaplah rutinitas minum kopimu itu menjadi penggugur atas rasa yang tak ingin kamu kenang.
Unduh teks untuk IG story