Bolehkah aku memeluk Langit dengan tangan lumur tanah? Atau membentang rindu pada seiris Bulan yang memantulkan sabitnya? Sedangkan aku buta, tanpa mata.
Bisakah aku berjalan pada lintasan Samudra? Merasa basah laut hingga sukma. Sedangkan diri tak punya raga. Bergerak pun tak pernah bisa.
Pantaskah aku mencumbu dengan pujian, lalu mengetuk pintu-Mu perlahan? Sedangkan noda bergelimang, terlekat sulit terlepas. Terlalu banyak yang payah terlucut.