Kutipan Puisi
Hikayat Lelaki yang Melankolis
Karya
fajrinyuristian
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Diambang buku tulis itu
ia poleskan hikayat dari negeri termahsyur
Alangkah permai pohon-pohon
tanah lapang yang memberikan suaka bagi hewan dan gembalanya
Setiap pagi sampai senja hampir pucat
orang-orang berduyun mengambil mata air
dari pucuk paling ujung telaga
Sang raja turut mengaliri permata hatinya
pada tiap-tiap daun seloka
Indah nian permaisuri mengantarkan permadani
dan biru laut yang tergores bayang terbenam matari
Helai-helai sukma melati bermekar ria
berdendang pulalah gabah-gabah yang tersiangi
mendengar senandung seruling dari laki-laki yang selalu melankolis
Setiap masa ia duduk-duduk di pinggir alir tenang kolam
dekat sekali dengan hening
bersama jatuhnya tiup angin dalam kuduk yang mendesir
Ia paham betul bahwa dalam napak tilasnya
hujan dan guntur tak akan tega membenamkan batang tubuhnya
pada tanah elok rupa negerinya
Di musim kedua setelah pancaroba
laki-laki itu masih menanam sunyi
di perkebunan yang ia pinjam dari kerani
Sudah banyak peluh yang diteteskan
sebagai biji tumbuhannya
agar bisa menjadi macam-macam makanan
sebagai persediaan masa badai tiba
Unduh teks untuk IG story