Aku merayakan cinta
dengan bangun tengah malam
melakukan aksi dramatik yang dinilai apatis bagi orang-orang
Sebab katanya cinta adalah pintu masuk regenerasi manusia agar tak terhimpit sepi
Tapi bagiku hanya perkara menyimpan dulu kantuk dan mimpiku
pada sisip halaman buku drama parabel
lalu aku pelan-pelan mengendap ke kamar mandi
membentuk efek pengasingan
dan di dalamnya aku mulai melakukan tahap-tahap berteatris

Aku mencuci kaki dengan kesah
berharap bakteri-bakteri amoral yang menjelma aset memori rontok seketika
Aku juga mencuci kedua tangan
yang dulu pernah memparadekan betapa rindu mesti benar-benar berkait jemari
Tak lupa aku kumur-kumur
sebab ada yang pernah mengedab
mengecambahi kotoran-kotoran gigi
menghibriditasi cinta dan bahasa sebagai ironi laten yang bahaya
Dan aku membasuh muka
menghilangkan kerutan
akar pohon langsat
Membenamkan juga akar fatima yang telah kering dan bercabang kaku

Di kamar mandi
air mata menjadi bebatuan
dan tersinyalir alarm abrasi
Berjam-jam aku merayakan cinta manusia
dengan mengingat
nama-nama Andromeda
Diriku bak Astronom amatir yang gagap menyebut Aquarius sebagai akuarium kosong
menyebut Aries sebagai domba jantan yang kehilangan domba betina
menyebut Gemini sebagai dua insan yang tak identik
menyebut Cancer sebagai konser anak-anak kepiting bernyanyi di tengah gulita
menyebut Capricorn sebagai kaki jagung di ladang pencarian yang tandus
menyebut Leo sebagai singa yang putus belangnya
menyebut Libra sebagai timbangan limbah pengharapan
menyebut Pisces sebagai ikan yang tak mampu berenang
menyebut Sagitarius sebagai anak panah yang tak serius dan jatuh sebelum dibusurkan
menyebut Scorpio sebagai kalajengking terasing
menyebut Virgo sebagai tokoh Vargas yang mengkhayal tubuhnya tercebur di tepian sungai Thames dan
menyebut Taurus sebagai bohemian tak terurus

Aku merayakan cinta dengan apa yang dikatakan orang sebagai hal apatis
membuat aksi dramatis
dengan puisi sebagai kalkulasi
dan fermata
yang memperpanjang suara cinta pada hal semestinya dan pada tempatnya