oranment
play icon
Tuan dan Jendela
Cerpen
karya @ihyaaf
Kutipan Cerpen Tuan dan Jendela
Karya ihyaaf
Baca selengkapnya di Penakota.id

Mengembun dengan apik, lalu dihapusnya lagi supaya segar dan jelas. Begitulah kegiatan sore seorang pemuda dengan rambut gondrongnya yang terawat. Saban sore, dia selalu duduk di depan jendela kamarnya sambil terus tersenyum dan sesekali terbengong tanpa sedikitpun lengah dan terus mengunci pandangannya ke kaca jendela yang menawarkan hamparan luas dan sejuk khas sore di pedesaan.


Pun dengan sore ini, ditemani beberapa camilan dan alunan mozart, remaja tanggung itu setia duduk menatap kaca jendelanya yang selalu ia lap dan bersihkan dengan kinclong setiap menjelang sore.


Dalam sehari, bukan hanya di sore hari ia mengunjugi kaca jendelanya itu. Pagi sebangun tidur, sebelum dia sarapan, sepulang dari sembayang siang, dan masih banyak lagi. Tapi, di sore hari seperti ini, adalah waktunya tersendiri. Waktu dia akan siap tersenyum untuk entah, yang akan hadir mengunjunginya lewat jendela.


"Astaga, aku sangat merindukannya, ada banyak sekali cerita yang akan kukisahkan kepadanya hari ini, jendela," kata lelaki bermata hemat itu kepada jendelanya.


Sebagaimana jendela tua pada umumnya, dia tak bisa menanggapi ocehan tuanya, ia hanya bisa berdiri tegap setia, menemani tuannya yang setia menunggu entah di sebrang rumahnya.


Dengan pemandangan khas senja yang dipertontonkan oleh langit, lelaki itu suka menggerutu, bukannya senang, dia malaj sering mengumpat langit dengan mengatakan ada yang indah juga di sore hari, dia hanga datang di sore hari, tapi bukan senja, bukan juga bidadari atau semacamnya, ini lebih indah, dan lebih cerah dari matahari di musim kemarau sekali pun.


Angin sok asik dengan menyandarkan dirinya beberapa kali ke jendela, lelaki itu semakin dibuat tersenyum, ketika matahari mulai larut diaduk langit, menghadirkan adukann jingga yang apik di latar langit.


"Hai, Tuan! Lihat, aku membawa sekaleng cerita yang kukumpulkan dari malam kemarin! Hahaha buka sedikit jendelamu! Aku rindu,"


"Astaga, Nona. Bagaimana kabarmu hari ini? Beri tahu aku, jika ada luka yang berani menyentuh hatimu yang juga milikku itu,"


Lalu mereka saling bercengkrama, dibatasi kaca jendela yang sudah dibersihkan sedemikian rupa. Menciptakan suasana tak ada halangan di antara mereka.


Burung-burung kembali ke sarangnya, angin kejar-kejaran di bawah pohon mangga, nona cantik itu setia duduk di depan jendal dengan mulut yang tak berhenti berucap dan rambut yang ringan tertiup angin ke sana ke mari.


Keduanya bahagia, sampai tiba matahari mengantuk, menjadikan lilin di langitnya mulai redup. Nona harus kembali menuju sepi, pun tuannya. Kalau tidak, bisa berbahaya, masing-masing akan terlempar menuju entah.


Tapi mereka tetap tenang, walau harus menjalani perpisahannya setiap hari, karena kabar baiknya, mereka juga menjalani pertemuan, setiap hari.


"Hai, aku mencintaimu, kau tau itu, waktu? Hahaha dia takkan mengambil dan menghilangkannya, dia tak tahu, hatiku, kau yang menyimpannya. Hati-hati ya, semangat! Aku selalu di sini tepat saat senja datang mengantarmu!"


Kata tuan sambil terus menatap jendelanya.

calendar
19 Oct 2020 05:30
view
123
wisataliterasi
Jl. Tamansari Blok 6 No.90, Kotabaru, Kec. Cibeureum, Tasikmalaya, Jawa Barat 46196, Indonesia
idle liked
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig