oranment
play icon
Mesin Waktu
Puisi
karya @ihyaaf
Kutipan Puisi Mesin Waktu
Karya ihyaaf
Baca selengkapnya di Penakota.id

Tuk tik tak...

Tuk tik tak...



Datuk beranak detik menikam detak 

Pelatuk ditarik kejam ke arah gelak

Kutuk semua kelitik yang warnai retak


Di sudut ruang yang sangat tak riang 

mengiang di gendang, mesin waktu yang mengaung agung 

Tuk tik tak -nya egois

Bantai semua rencana makhluk pesimis


Arloji tua berdawuh kepada makhluk:

"Tumbuhlah tumbuh!

Bunga indah di hati yang sah mewah,

Sepakati sepasang silih yang takkan berkalih

Sepaketi leleh dan remeh

Dalam sepasang lekung suluh sumringah yang takkan gonyeh,"


Namun datuk tak pernah janji

Janji mutlak milik Tuhan Yang Abadi

Datuk punya harap yang selalu berakhir pengap

Karena lekung yang selalu selalu beri harap

Tak bisa dihirup dan sekadar buat nasib megap megap


Datuk berkepala bundar itu nampak antagonis

Lengkap dengan kumis

Dari jarum yang dingin juga nihilis

"Nihilisme abadi, hanya milikku seorang. Dan kawananku yang sering melingkar di pergelangan tangan," 

Datuk menempel di dinding

Memberi elegi denting yang berdendang

Tanpa sedikit pun menyediakan dendeng ramah di atas dandang.

Datuk sama sekali tidak prontagonis.

Walau batuknya sudah bengis,

Namun perputaran kumisnya tetap sadis.


"Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan

Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan!"


Ujar lantang Makhluk Pesimis ke pada Datuk.


Dengan kekehnya yang berdenting, Datuk pongah menjawab


"Aku bukan manusia. Keadilan juga bukan milik manusia,

Aku alat penguasa. Penguasa yang memilikiku.

Kau menyalahkanku? Keluar dari akidahmu!" 


Arloji tua di pergelangan tangan kembali manyun menyahut:

"Kini pisah harus lagi mencipta pasi

Tanpa ada sedikit ringkih yang bisa hangat direngkuh.

Bahkan kasih kini hanya sebuah kisah

Yang tak pernah nyata, dan hanya menimbulkan tanya

Pergilah pergi. Jangan saling kembali

Datuk beriku mandat, tuk buat kalian saling khianat.

Entah antar dua jiwa. Ataupun antar kepala dan raga

Ini sudah detiknya. Berhentilah detakmu,"



Di sudut ruang yang masih tak riang

Makhluk menunduk duduk

Meratap harap yang kian pengap

Memandangi mesin di pergelangan tangannya

Lalu memasukannya ke saku celana panjang yang lusuh


"Sudah cukup. Aku tak mau banyak cakap

Aku tau tempatmu di mana. 

Takkan kubiarkan rencana menjadi kisi kisi

Untuk kau berhasil menghancurkanku lagi.

Kini berdentanglah seiring denyut nadiku.

Dan berhentilah seiring denyut nadiku.

Tanpa mengusik, aksesoris di sekitarku,"


Jangan dibuang. Jangan disambati. 

Luang? Pakai sampai mati.


10 Desember 2019

calendar
24 Dec 2019 07:09
view
65
wisataliterasi
Jl. Tamansari Blok 6 No.90, Kotabaru, Kec. Cibeureum, Tasikmalaya, Jawa Barat 46196, Indonesia
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig